Minggu, 4 Mei 2014 21:15 WIB | Indah Septiyaning W/JIBI/Solopos |
Solopos.com, KARANGANYAR–Desa Ngringo adalah salah satu desa
di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kawasan ini berbatasan dengan
Kabupaten Sukoharjo dan Kota Solo. Desa Ngringo sendiri dikenal sebagai
desa terpadat penduduknya di Bumi Intanpari. Masyarakat mengenal Desa
Ngringo dengan sebutan Palur.
Padahal Palur merupakan dusun di
Desa Ngringo. Sementara Palur di Kabupaten Sukoharjo merupakan sebuah
desa. Menurut sesepuh desa setempat, Subagyo kepada Solopos.com,
Sabtu (3/5/2014), awal terbentuk Desa Ngringo dari sebuah kampung.
Seiring perjalanan waktu, kampung Ngringo semakin berkembang hingga
terbentuk menjadi sebuah desa.
Sejak tahun 1927, Desa Ngringo sudah dipimpin oleh seorang kepala
desa. Yang menjadi pemimpin desa setempat adalah sesepuh atau orang yang
dituakan di desa tersebut. “Pada masa lalu yang menjadi pemimpin desa
adalah orang yang dituakan pada saat itu,” ujar Subagyo.
Bercerita
tentang Desa Ngringo tentu tidak lepas dari Benowo, salah satu daerah
di desa ini. Wilayah Benowo menjadi terkenal karena di daerah tersebut
terdapat makam Pangeran Benowo atau Mbah Minggir. Menurut kisah,
dahulunya di daerah tersebut ditemukan sesosok mayat terapung di sekitar
Dukuh Tempuran tersebut.
Oleh masyarakat sekitar mayat tersebut
dikenal dengan sebutan Mbah Minggir. Mayat tersebut terus kembali
kendati oleh warga berusaha dialirkan ke Sungai Bengawan Solo. Kemudian
mayat tersebut terus berada dipinggiran sungai. Karena itu oleh
masyarakat disebut Mbah Minggir.
Mayat Pangeran Benowo
Namun ada warga yang
menyebut mayat tersebut merupakan Pangeran Benowo. “Dulu pernah akan
dibuang dengan kayu yang ada di sekitar ditemukannya mayat itu. Namun
gagal. Dan ternyata diketahui itu mayat Pangeran Benowo,” tuturnya.
Dikatakan
Subagyo, mayat tersebut terus kembali hingga akhirnya oleh warga
setempat memakamkannya di dekat kawasan Tempuran. Daerah yang kini
dinamakan Benowo sering menjadi topik perbincangan masyarakat karena
kayu yang ditemukan di sekitar mayat Mbah Minggir dijadikan sebagai
jembatan Benowo.
Boleh percaya atau tidak, jembatan kayu tersebut
hingga kini masih bertahan, kendati jalan di sampingnya telah diaspal.
“Dulu sudah pernah mau di aspal. Tapi gagal. Kejadian tersebut bukannya
sekali, namun berkali-kali. Jembatan kayu tersebut tetap dipertahankan
apa adanya,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, Pemerinrah
Kabupaten (Pemkab) Karanganyar berencana memecah daerah tersebut. Hal
ini dilakukan karena pertumbuhan penduduk sangat pesat dan wilayah desa
yang memadai untuk dipecah atau dikembangkan lagi.
page source : http://www.solopos.com/2014/05/04/asal-usul-asale-makam-pangeran-benowo-ngringo-karanganyar-505804
akses tgl 15-05-2014 jam 10:44 pm
page source : http://www.solopos.com/2014/05/04/asal-usul-asale-makam-pangeran-benowo-ngringo-karanganyar-505804
akses tgl 15-05-2014 jam 10:44 pm
0 komentar:
Posting Komentar